Go To Zero Waste School, Peduli Lingkungan Sejak Dini

Go To Zero Waste School, Peduli Lingkungan Sejak Dini

Salah satu masalah yang sampai saat ini masih dicari solusi terbaiknya ialah masalah sampah. Sampah di Indonesia ini merupakan masalah yang harus secepatnya memiliki solusi terbaik.

Tentu masalah sampah ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah daerah, dinas kebersihan dan lain-lain.

Masalah sampah ini melainkan menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. jika kesadaran tumbuh pada diri masing-masing, tentu tidak ada lagi sampah yang mengalir di sungai-sungai atau tumpukan sampah di lahan kosong.

Go To Zero Waste School, Peduli Lingkungan Sejak Dinisumber gambar canvapro papibunda

Tempat pembuangan akhir sampah pun kadang sampai overload menampung sampah yang begitu banyaknya. Dan pemerintah pun hingga saat ini masih terus mencari solusi terbaik.

Ratu Sampah Sekolah di Usia Muda

Memulai sesuatu itu memang harus dari diri sendiri dulu, baru kita bisa merubah lingkungan sekitar kita. Bisa dimulai dari hal kecil terlebih dahulu. Sama halnya seperti yang dilakukan oleh Amilia Agustin, seorang siswi SMA Negeri 11 Bandung, Jawa Barat yang melakukan sesuatu untuk sekolahnya.

Berawal dari keresahan seorang Amilia yang melihat tumpukkan sampah di lingkungan sekolahnya. Amilia sadar bahwa merawat lingkungan itu bukan hanya tanggung jawab orang dewasa saja. Menurut Amalia masalah kebersihan lingkunganΒ  itu bisa diatasi oleh semua orang asalkan kreatif dan konsisten.

Untuk mengatasi masalah sampah yang ada di lingkungan sekolahnya, Amilia memiliki ide untuk membentuk komunitas yang mengelola sampah berbasis sekolah lewat programΒ  β€œGo to Zero Waste School”.

Amilia dijuluki si Ratu Sampah, karena membentuk komunitas yang mengelola sampah yang bertujuan untuk menciptakan budaya pengurangan daur ulang sampah di lembaga pendidikan di seluruh Indonesia.

Go To Zero Waste School, Peduli Lingkungan Sejak Dinisumber gambar e-booklet Satu Indonesia Awards

Dengan menerapkan praktik pengelolaan sampah yang inovatif, program ini tidak hanya bertujuan untuk meminimalkan dampak lingkungan tetapi juga menanamkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan pada generasi muda.

Go To Zero Waste School

Amilia mengajukan program proposal karya ilmiah remaja β€œGo To Zero Waste School” yang ditunjukkan kepada Program Young Changemakers dari Shoka Indonesia yang berawal dari obrolan bersama teman-temannya. Tujuannya, untuk menciptakan pemimpin di masa yang akan datang yang mampu membuat perubahan.

Proposal proyek β€œGo To Zero Waste School” dengan biaya operasional Rp.2,5 juta yang akhirnya disetujui. Program ini diinisiasi pada tahun 2005 untuk membuka peluang bagi kaum muda 12-25 tahun mempraktikkan prinsip-prinsip sosial entrepreuneurship.

Salah satu program pencapaian β€œGo To Zero Waste School” adalah penerapan sistem pemilahan sampah di sekolah-sekolah yang berpartisipasi. Di sini siswa dan guru-guru diajarkan untuk memisahkan sampah mereka ke dalam kategori yang berbeda seperti bahan organik, dapat didaur ulang, dan tidak dapat didaur ulang.

Go To Zero Waste School, Peduli Lingkungan Sejak Dinisumber gambar canvapro papibunda

Selain itu, program ini mendorong pendirian proyek pengomposan skala kecil di lingkungan sekolah. Dengan bantuan bimbingan dari Milia dan timnya, sekolah dibekali dengan pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk mengubah sampah organik menjadi kompos yang kaya nutrisi.

Hal ini tentu saja bukan hanya mengurangi volume sampah tetapi juga menyediakan sumber pupuk berkelanjutan untuk taman sekolah dan kegiatan pertanian.

DenganΒ  melibatkan generasi muda secara efektif, Milia mampu menumbuhkan generasi masyarakat yang sadar lingkungan yang akan ikut juga memperjuangkan melawan perubahan iklim.

Komitmen Milia Agustin terhadap masa depan berkelanjutan sangat patut diapresiasi. Oleh karenanya Milia mendapatkan pengakuan luas tidak hanya di Indonesia tetapi juga di internasional.

Meskipun program β€œGo To Zero Waste School” ni digagas Milia saat masih duduk di bangku sekolah, tetapi hingga saat ini program tersebut masih terus berjalan dan ia terus menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.

Tentunya usia muda bukanlah alasan untuk tidak berkontribusi terhadap kepedulian lingkungan di sekitar kita. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, kita dapat membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitar kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like