Banyak ibu hamil yang memilih operasi caesar agar tidak merasakan sakit bersalin atau untuk memilih โtanggal cantikโ. Namun sebelum Bumil memutuskan untuk melahirkan dengan operasi caesar,ย yuk,ย ketahuiย duluย apa sajaย risikonya.
Setiap tindakan operasi pasti memiliki risiko, termasuk operasi caesar. Pilihan melahirkan dengan metode ini umumnya akan dianjurkan bila terdapat kondisi tertentu yang bisa mengancam ibu hamil maupun janin.
Risiko yang Mengintai Ibuย yang Melahirkan Caesar
Melahirkan secara caesar memang akan membuat ibu hamil terbebas dari rasa nyeri yang dialami selama bersalin. Namun, prosedur ini juga bukannya tanpa risiko. Berikut ini adalah beberapa risiko atau komplikasi dari melahirkan secara caesar:
1. Infeksi
Salah satu risiko melahirkan secara caesar adalah infeksi pada luka operasi. Kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi adalah kurang terjaganya kebersihan di area luka, atau perawatan luka operasi yang tidak dilakukan dengan benar.
Umumnya infeksi pada luka bekas sayatan operasiย caesar muncul dalam beberapa minggu pertama setelah operasi. Luka sayatan yang mengalami infeksi akan terasa nyeri, bengkak, kemerahan, dan mengeluarkan nanah.
Selain pada area sekitar bekas sayatan operasi, infeksi juga bisa terjadi pada jaringan atau lapisan rahim (womb lining). Kondisi ini ditkamui dengan nyeri pada perut, demam, keluar cairanย keputihan yang tidak normal, atau bahkan perdarahan hebat yang keluar dari vagina.
2. Perdarahan
Risiko yang bisa terjadi ketika melahirkan secara caesar berikutnya adalah terjadinya perdarahan. Risiko untuk kehilangan banyak darah saat operasiย caesarย cenderung lebih besar dibandingkan saat melahirkan normal.
Walaupun jarang terjadi, operasiย caesarย bisa menyebabkan hilangnya darah dalam jumlah besar yang mungkin akan membutuhkan tranfusi darah.
3. Terjadinya bekuanย darah
Melahirkan secara caesar juga meningkatkan risiko terjadinya bekuan darah (trombosis). Bekuan darah yang menyumbat pembuluh darah vena yang ada di tungkai akan menyebabkanย deep vein thrombosis.ย Kondisi ini ditkamui dengan nyeri di kaki, kemerahan pada kulit kaki, dan kaki terasa hangat.
Selain bisa menyumbat pembuluh darah di tungkai, bekuan darah juga bisa terbawa sampai ke paru-paru dan membahayakan kondisi ibu.
4. Reaksi anestesi
Ketika melahirkan secara caesar, ibu akan menjalani proses anestesi dengan obat bius. Meski jarang terjadi, efek sampingย obat bius, seperti pusing dan mati rasa yang bertahan lama, bisa saja terjadi. Namun, kondisi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya beberapa hari setelah persalinan.
5. Cedera saat pembedahan
Cedera saat operasi, misalnya kandung kemih tidak sengaja tersayat, bisa saja terjadi. Risiko terjadinya cedera ini akan makin besar bila sebelumnya sudah beberapa kali menjalani operasi caesar.
Risikoย padaย Bayiย akibatย Persalinan Caesar
Selain pada ibu, melahirkan secara caesar juga bisa menimbulkan risiko pada bayi. Beberapa risiko yang bisa terjadi adalah:
Gangguan pernapasan
Bayi yang lahir dengan operasi caesar lebih mungkin mengalamiย gangguan pernapasan. Biasanya komplikasi ini terjadi jika bayi dilahirkan sebelum berusia 39 minggu, ketika paru-parunya belum berkembang dengan sempurna.
Jika tidak disertai gangguan lain, Bumil tidak perlu khawatir, karena kondisi biasanya akan membaik dengan sendirinya.
Kulit tergores
Ketika operasi caesar, kulit bayi mungkin saja tergores secara tidak sengaja. Namun, biasanya goresan ini ringan dan bisa sembuh tanpa meninggalkan bekas.
Melahirkan secara caesar maupun normal sama-sama memiliki manfaat dan risiko. Pada beberapa kondisi, seperti ย janin kembar, kepala janin yang terlalu besar, posisi janin tidak normal, tali pusar yang melilit janin, plasenta yang letaknya menutupi jalan lahir, dan ibu hamil dengan kondisi kesehatan tertentu,ย pilihan melahirkan secara caesarย mungkin lebih aman.
Sebelum memutuskan metode persalinan, Bumil perlu mengetahui dulu risiko dari setiap tindakan, termasuk risiko melahirkan secara caesar. Lakukanlahย pemeriksaan kehamilanย secara rutin untuk memantau kondisi Bumil dan Si Kecil. Dengan begitu, dokter juga dapat menyarankan metode persalinan apa yang terbaik.