Masih teringat jelas dibenak kita saat pandemi covid – 19 akhirnya melanda Indonesia. Yang awalnya kita hanya mendengar berita wabah tersebut di televisi, sampai akhirnya di tahun 2019 , orang yang suspect covid – 19 ditemukan di daerah Depok, Jawa Barat. Tentu saja hal ini membuat hebot Masyarakat, bukan hanya Masyarakat tapi juga pemerintah pusat. Sejak itulah awal perubahan terjadi, kehidupan berubah 360 derajat. Tentu hasil ini tidak pernah terpikirkan oleh Masyarakat, bahwa Indonesia akan mengalami wabah ini.
Covid-19 awalnya terjadi di negara China, melihat keadaan salah satu daerah di China yang terjangkit covid-19 saja sangat mengerikan sampai akhirnya Indonesia pun ikut mengalaminya tentu hal ini sangat tidak mudah. Berbagai peraturan dibuat oleh pemerintah pusat untuk menanggulangi wabah ini, dari mulai memakai masker, menjaga kebersihan dengan rajin cuci tangan, pembatasan wilayah dan masih banyak lagi. Karena wabah covid-19 ini , Masyarakat diminta untuk cepat beradaptasi dengan keadaan yang terjadi.
Tentu itu bukanlah hal yang mudah, merubah kebiasaan yang sudah terjadi puluhan tahun harus dirubah dalam waktu sekejap. Banyak sektor yang terkena dampak dari wabah covid-19 ini dan Masyarakat harus mulai beradaptasi. Banyak sekali perusahan yang tutup dan banyak orang kehilangan mata pencahariannya. Selain itu kegiatan pun dibatasi, Masyarakat banyak yang harus diam di rumah untuk menghindari penyebaran covid-19.
Dampak Covid-19 Bagi Dunia Pendidikan
Dunia pendidikanpun juga terkena dampak dari covid-19, anak-anak yang biasanya setiap hari berangkat ke sekolah untuk menuntut ilmu sejak pandemi terjadi semua kegiatan belajar mengajar di stop. Aturan ini dibuat untuk memutus mata rantai covid -19 yang semakin meluas kala itu. Tentu keputusan tersebut memiliki konsekuensi tersendiri, saat itu anak-anak harus cepat menyesuaikan diri dengan peralihan dari belajar di sekolah (offline) menjadi belajar di rumah (online).
sumber gambar booklet satu indonesia awards
Tentu hal ini mengalami pro dan kontra di kalangan orang tua, banyak orang tua yang mengalami kesulitan saat mendampingi anaknya dalam belajar daring. Anak-anak jadi kurang fokus belajar karena orang tua juga harus berbagi perhatian dengan hal lain di rumah. Selain itu masalah perangkat untuk belajar daring, banyak anak-anak yang tidak memiliki perangkat seperti smartphone ataupun laptop untuk menunjang pembelajaran daring, dan yang tidak kalah penting yaitu masalah jaringan internet juga menjadi kendala saat pembelajaran daring.
Hadirnya Aplikasi Tanpa Sinyal Tanpa Server
Masaah jaringan internet ini memang banyak dialami oleh para siswa, terutama para siswa yang tinggal di daerah. Tentu dengan adanya masalah ini kegiatan belajar mengajar jadi terganggu. Anak-anak pun nantinya akan ketinggalan Pelajaran, jka masalah ini tidak segera mendapakan solusinya. Dan banyak sekali sekolah yang juga mengalami kendala kegiatan belajar mengajar saat masa pandemi, salah satunya yaitu SMK Gondang, Pekalongan. Kendala yang terjadi biasanya terjadi ialah para guru kesulitan saat memberikan nilai kepada siswa, tqak sedikit juga siswa yang kehabisan kuota internet saat sedang ujian Tengah semester atau ujian semester. Jika kuota tersedia biasanya anak-anak terganggu dengan masalah sinyal.
Akhirnya untuk mengatasi masalah tersebut seorang guru dari SMK Gondang Wonopringgo Pekalongan, Jawa Tengah mencoba mencari solusi dari permasalahan kegiatan belajar mengajar yang ada saat pandemi. Sebagai seorang guru IT, Maman sulaeman mengembangkan sebuah aplikasi untuk memudahkan kegiatan belajar mengajar, nama aplikasinya adalah TCExam Mobile Friendly Computers Based Test for Minimum Competency Assessment (TMFCBT for AKM).
sumber gambar canvapro papibunda
Aplikasi Penilaian Mode Darurat “Tanpa Sinyal Tanpa Server” digunakan Maman untuk ujian sekolah di masa Pandemi Covid-19. Alhamdulilah dengan aplikasi tersebut siswa dapat megikuti ujian tanpa kuota data internet meskipun sedikit mengalami gangguan sinyal, dan pihak sekolahpun tidak perlu keluar dana untuk menambah server. Lalu aplikasi ini maman bagikan secara gratis ke sekolah-sekolah lain, agar se3ko0lah yang me,iliki permasalahan yang sama bisa mendapatkan solusi terbaik.
Hingga saat ini sudah ada sekitar 22 sekolah di Indonseia yang menggunakan aplikasi tersebut. Diantaranya adalah sekolah-sekolah di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa timur, Banten, NTT, Kalimantan Selatan hingga Sulawesi Selatan. Sebagai seorang guru maman ingin sekali menjadi teladan bagi murid-muridnya, dengan adanya keterbatasan bukan berarti kita tidak bisa menemukan solusi.
Oleh karena itu , berkat kerja keras dan kreativitas Maman Sulaeman dalam menemukan solusi bagi dunia Pendidikan saat pandemi ini, beliau menerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2021. Semoga kedepannya semakin banyak lagi anak yang muda yang terinspirasi dari kisahnya Mama sulaeman.