Sudah genap satu tahun sejak Presiden Prabowo Subianto resmi memimpin Indonesia. Dilantik pada 20 Oktober 2024, Prabowo datang dengan visi besar: menjadikan Indonesia kuat, mandiri, dan sejahtera melalui kolaborasi antara negara dan rakyatnya.
Setahun berjalan, berbagai program prioritas mulai memperlihatkan hasil dari pertumbuhan investasi, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, hingga reformasi tata kelola pemerintahan.
Ekonomi Bangkit, Investasi Mengalir
Pemerintahan Prabowo–Gibran berhasil menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah dinamika global. Menurut data Kementerian Investasi, realisasi investasi Indonesia telah menembus Rp 450 triliun per kuartal, meningkat hampir dua kali lipat dibanding empat tahun lalu.
Lebih dari 665.000 lapangan kerja baru tercipta hanya dalam setahun pertama — bukti nyata bahwa strategi investasi diarahkan untuk membuka peluang kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Langkah reformasi juga dilakukan lewat Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025, yang menata ulang prioritas anggaran nasional agar lebih efisien dan produktif. Dana sebesar Rp 30 triliun berhasil dihemat dan dialihkan ke sektor-sektor krusial seperti pendidikan, pangan, dan pemberdayaan rakyat.
Ketahanan Pangan: Dari Sawah Hingga Laut
Di bidang pangan, capaian Indonesia menjadi sorotan internasional. Dalam tujuh bulan pertama masa jabatannya, produksi beras dan jagung nasional meningkat hingga 50%, sementara cadangan beras pemerintah mencapai rekor 4,4 juta ton, tertinggi sepanjang sejarah. Pemerintah juga mempercepat pembangunan lumbung pangan nasional di Kalimantan Tengah dan NTT, serta memperluas program pupuk tepat sasaran digital agar petani mendapat akses pupuk secara cepat dan transparan.
Program Desa Nelayan yang baru diluncurkan pun membawa harapan baru bagi dua juta nelayan di pesisir. Mereka kini memiliki koperasi, akses logistik, dan fasilitas pendingin hasil tangkapan — wujud nyata kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal.
Program Makanan Bergizi Gratis: Investasi untuk Generasi Emas
Salah satu program unggulan Presiden Prabowo adalah Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar dan masyarakat rentan. Lebih dari sekadar bantuan sosial, program ini dirancang sebagai investasi jangka panjang untuk kualitas SDM Indonesia.
Puluhan juta siswa kini mulai menerima asupan bergizi setiap hari, sementara petani dan UMKM lokal menjadi penyedia bahan pangan. Program ini memang menghadapi tantangan seperti keterbatasan dapur umum di daerah terpencil, namun pemerintah terus memperluas jangkauan dan memperbaiki sistem distribusinya.
Pemberdayaan Masyarakat: Dari Bansos ke Kemandirian
Paradigma bantuan sosial kini bergeser menjadi pemberdayaan sosial. Pemerintah membentuk Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat untuk menyatukan program lintas sektor dari UMKM, koperasi, pekerja migran, hingga masyarakat pesisir.
Langkah strategis yang sudah berjalan:
-
Pembangunan 100 balai latihan kerja baru untuk pekerja migran.
-
Pelatihan digital dan penguatan koperasi UMKM.
-
Skema pembiayaan mikro berbiaya rendah untuk pengusaha kecil.
-
Integrasi data sosial nasional agar penyaluran bantuan dan pelatihan tepat sasaran.
Tujuan akhirnya jelas: membantu masyarakat naik kelas — dari penerima bantuan menjadi pelaku ekonomi mandiri.
Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
Pemerataan pembangunan tetap menjadi fokus utama. Proyek strategis nasional seperti Tol Trans-Sumatera, Tol Kalimantan, dan Bandara di wilayah timur Indonesia terus dikebut.
Namun infrastruktur di era Prabowo tak hanya soal beton dan aspal. Pemerintah juga membangun infrastruktur sosial dan digital: internet satelit untuk desa, sekolah berbasis teknologi, serta sistem logistik terpadu yang menghubungkan daerah produsen dengan pasar nasional.
Program Smart Village Indonesia menjadi salah satu inisiatif unggulan membangun desa modern berbasis data dan inovasi digital untuk mendukung ekonomi lokal.
Diplomasi Global: Indonesia di Panggung Dunia
Selama satu tahun terakhir, Presiden Prabowo aktif memperkuat peran Indonesia di dunia internasional. Dalam SPIEF 2025 dan Forbes Global CEO Conference, beliau menegaskan komitmen Indonesia terhadap politik luar negeri bebas-aktif dan ekonomi terbuka yang berkeadilan.
Indonesia juga menandatangani beberapa Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa, Kanada, dan Peru — membuka akses ekspor baru bagi produk dalam negeri.
Langkah diplomatik ini mempertegas posisi Indonesia sebagai kekuatan ekonomi baru di Asia Tenggara, sekaligus memperkuat kedaulatan ekonomi nasional.
Reformasi Tata Kelola dan Efisiensi Anggaran
Melalui Inpres No. 1/2025, Presiden Prabowo menegaskan reformasi besar dalam pengelolaan anggaran. Fokusnya: efisiensi, transparansi, dan pemberantasan “raja-raja kecil” birokrasi.
Dana hasil penghematan dialihkan ke sektor produktif. Pemerintah juga mengembangkan sistem transaksi digital antar-kementerian, mengurangi potensi kebocoran anggaran, dan mempercepat proses administrasi publik.