Ciri-ciri hamil anak laki-laki sering menjadi pertanyaan ibu hamil. Jawaban seputar pertanyaan itu tidak jarang merupakan mitos yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, mari kita telusuri kebenaran mitos-mitos tersebut secara medis.
Meski belum tentu akurat, namun ada beragam mitos mengenai ciri-ciri hamil anak laki-laki yang beredar di masyarakat. Berikut ini adalah pembahasan fakta medis mengenai mitos-mitos tersebut.
Fakta di Balik Mitos yang Beredar
Beberapa mitos dan fakta seputar ciri-ciri hamil anak laki-laki:
- Denyut jantung janin
Denyut jantung janin laki-laki lebih tinggi daripada denyut jantung perempuan.
Faktanya, sejumlah studi gagal membuktikan hal itu. Denyut jantung janin dapat bervariasi sesuai pergerakan dan usianya.
- Proporsi perut ibu hamil
Bila perut ibu hamil terlihat lebih landai atau rendah berarti mengandung bayi laki-laki. Sebaliknya, bila perut terlihat lonjong atau tinggi berarti mengandung bayi perempuan.
Faktanya, tidak mungkin menentukan jenis kelamin janin berdasarkan tampilan perut ibu hamil. Sebab, tampilan perut sangat bervariasi sesuai jenis tubuh ibu dan tahap kehamilan.
- Bulu kaki ibu
Bila bulu kaki ibu hamil tumbuh dengan cepat, berarti janin dalam kandungannya adalah laki-laki.
Faktanya, janin tidak membuat hormon yang cukup hingga bisa berdampak kepada pertumbuhan bulu pada tubuh ibu hamil.
- Warna urine ibu
Bila urine ibu hamil berwarna terang berarti jenis kelamin janin adalah laki-laki. Dan sebaliknya, bila urine berwarna gelap berarti ibu mengandung bayi perempuan.
Faktanya, warna urine tergantung pada apa yang dikonsumsi ibu hamil serta tingkat kecukupan air minum.
- Ngidam
Ibu hamil yang mengalami ngidam makanan asin atau asam berarti mengandung janin laki-laki, tapi bila yang diidamkan adalah makanan manis berarti mengandung janin perempuan.
Faktanya, tidak ada bukti bahwa mengidamkan makanan tertentu berkaitan dengan jenis kelamin janin. Ibu hamil bisa mengidamkan jenis makanan apa pun.
- Tanggal pembuahan
Jenis kelamin janin dapat diprediksi dari usia ketika ibu mengandung serta bulan terjadinya pembuahan berdasarkan kalender Tiongkok.
Faktanya, kalender Tiongkok bukanlah alat yang dapat memprediksi jenis kelamin janin.
- Dampak morning sickness
Jika ibu hamil mengalami mual dan muntah (morning sickness) sepanjang hari, berarti janin berjenis kelamin perempuan. Mual muntah akan lebih jarang terjadi jika hamil anak laki-laki.
Faktanya, hormon hCG yang memicu morning sickness memang cenderung lebih tinggi pada kehamilan janin perempuan. Meski demikian, ibu hamil dengan jenis kelamin janin laki-laki tetap bisa mengalami morning sickness, bahkan dengan gejala yang berat.
Hal-hal yang Memengaruhi Terbentuknya Bayi Laki-laki
Berikut ini adalah beberapa faktor yang bisa memperbesar kemungkinan memiliki bayi dengan jenis kelamin laki-laki.
- Sering berhubungan seks
Jika hubungan Anda dan pasangan dipenuhi gairah seks sehingga Anda sering melakukan hubungan seksual, jenis kelamin janin cenderung menjadi laki-laki. Sering berhubungan seks akan memberikan keuntungan yang lebih pada sperma pembawa gen laki-laki. Karakteristik sperma pembawa gen laki-laki adalah lebih ringan, memiliki ekor yang lebih pendek, dan kepala yang lebih kecil.
- Berhubungan seks pada waktu tertentu
Waktu yang tepat untuk berhubungan seks agar mendapat anak laki-laki adalah di awal dan di akhir masa subur, termasuk waktu ovulasi. Ini karena sperma pembawa gen laki-laki bentuknya lebih kecil dan ekornya lebih pendek, sehingga akan lebih mudah mencapai sel telur ketika waktu tersebut. Sementara itu, beberapa pakar berpendapat bahwa sperma pembawa gen perempuan cenderung mudah mencapai sel telur pada pertengahan masa subur.
- Pola makan yang sehat
Sebuah studi mengungkapkan bahwa wanita yang mengonsumsi kalori yang lebih tinggi, yaitu sekitar 2400 kalori per hari, lebih mungkin untuk memiliki janin berjenis kelamin laki-laki. Ini karena kekurangan nutrisi cenderung menghalangi terbentuknya jenis kelamin laki-laki. Selain itu, kekurangan nutrisi juga menyulitkan janin laki-laki untuk bertahan dalam kandungan. Namun, apa pun jenis kelamin janin, ibu hamil tetap perlu mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, sebelum dan selama kehamilan.
Untuk mengetahui jenis kelamin janin dalam kandungan, ibu hamil dianjurkan melakukan kontrol kehamilan pada dokter kandungan, agar dapat dilakukan pemeriksaan kondisi kehamilan, termasuk pemeriksaan ultrasonografi (USG). Selain aman untuk ibu dan janin, pemeriksaan ini memiliki tingkat keakuratan yang tinggi dalam mencitrakan jenis kelamin janin, dan pastinya lebih baik daripada sekadar menerka-nerka berdasarkan mitos ciri-ciri hamil anak laki-laki yang beredar di masyarakat.