Penyuka petai yang sangat menikmati berbagai olahan atau masakan dari tanaman ini mungkin sering bertanya-tanya tentang manfaat petai bagi kesehatan tubuh.Β Nah, baik Anda seorang penyuka petai atau bukan, Anda pasti akan terkejut mengetahui khasiatΒ apa sajaΒ yang dimiliki tanaman bernama lainΒ stinkyΒ beanΒ ini.
Beberapa manfaat petai yang sudah lebih dulu dipercayai oleh beberapa praktik pengobatan tradisional, khususnya di Asia Tenggara, antara lain untuk mengatasi gangguan ginjal,Β tekanan darah tinggi, danΒ diabetes. Di Malaysia, mengonsumsi petai mentah dilakukan untuk mengobati sakit kepala. Namun manfaat kesehatan petai bagi tubuh manusia sebenarnya belum benar-benar terbukti secara medis.
Beberapa peneliti memang menemukan beberapa kandungan petai atauΒ Parkia speciosaΒ yang memiliki sifat medis, yaitu kemampuan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Kandungan-kandungan tersebut dianggap meningkatkan potensi petai untuk dikembangkan menjadi salah satu jenis tanaman phytomedicine, yaitu bahan pengobatan herba, tapi harus melalui penelitian lebih lanjut.
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa selain memiliki vitamin dan mineral dalam jumlah tinggi, ekstrak petai juga mengandung flavonoid, polyphenol dan phytosterol. Dengan ketiga kandungan tersebut, manfaat petai lainnya diduga berperan sebagai antioksidan dalam kadar yang cukup tinggi. Ditambah dengan adanya kandungan asamΒ thiazolidine-4-carboxylic, ini berarti petai juga memiliki sifat antikanker. Sementara, kandungan senyawa polisulfida siklik menunjukkan aktivitas antibakteri pada petai.
Namun, beberapa kandungan petai lainnya juga dinilai bisa menyebabkan munculnya efek samping bagi tubuh. Petai diduga memiliki efek hipoglikemik (menurunkan glukosa dalam darah) akibat adanya kandunganΒ Ξ²-sitosterol, stigmasterol, danΒ stigmast-4-en-3-one. Kandungan tannin yang tinggi pada petai juga mampu mengurangi kemampuan penyerapan protein dan pengolahan asam amino dalam tubuh, sehingga petai tidak direkomendasikan diberikan dalam jumlah tinggi pada anak-anak yang sedang berkembang.
Kehadiran kandungan asam jengkolat (djenkolic acid) sendiri dianggap bisa menyebabkan penyumbatan saluran kencing. Walaupun jarang dilaporkan pada konsumsi petai, keracunan asam jengkolat (kejengkolan) pernah terjadi pada beberapa kasus. Gejala kejengkolan umumnya adalah nyeri berat pada punggung, sulit berkemih, mual dan muntah, serta tanda khasnya di mana keluhan tersebut muncul setelah mengonsumsi jengkol atau petai. Asam jengkolat diduga dapat menyebabkan gangguan ginjal akut.
Walau masih terdapat kandungan kimia lain yang memiliki sifat medis pada petai, faktanya penelitian yang menjelaskan sifat dan cara kerja Β kimiawi sebagai khasiat pengobatan untuk digunakan pada manusia masih belum ada. Misalnya, penelitian mengenai tingkat penyerapan petai yang akan berpengaruh pada jumlah dosis yang perlu diberikan. Begitu juga dengan studi toksisitas petai, yaitu jumlah konsumsi petai yang bisa berdampak buruk bagi tubuh.
Penelitian mengenai manfaat petai pada manusia memang masih sangat sedikit, sehingga dibalik potensinya yang besar untuk dijadikan bahan obat, penggunaan petai untuk pengobatan sebenarnya tidak dianjurkan. Perlu penelitian lebih lanjut untuk menerapkan penggunaan petai sebagai obat yang aman dikonsumsi bagi tubuh.