Penanganan Keguguran
Penanganan keguguran berbeda-beda tergantung pada tahap kegugurannya. Prinsip utama pengobatan adalah mencegah perdarahan atau infeksi. Berikut ini beberapa penanganan keguguran sesuai dengan tahapan yang dialami:
Ancaman keguguran
Bila keguguran belum terjadi, tapi sudah ada ancaman ke arah itu, dokter akan menyarankan ibu hamil untuk beristirahat total di tempat tidur. Tanyakan dengan jelas kepada dokter kandungan, sampai berapa lama Anda perlu beristirahat total di tempat tidur dan hal-hal apa saja yang harus Anda hindari.
Meski begitu, ibu hamil tetap memiliki risiko untuk mengalami keguguran. Itulah sebabnya, kadang dokter juga memberikanΒ obat hormon untuk menguatkan kandungan.
Keguguran yangΒ tidakΒ dapatΒ dihindari danΒ keguguranΒ tidakΒ lengkap
Jika ibu hamil sudah dinyatakan mengalami keguguran, baik janin belum keluar sama sekali atau sudah keluar sebagian, sisa janin dapat keluar secara alami dari rahim dalam waktu 1-2 minggu. Namun proses menunggu ini berpotensi menyebabkan tekanan emosional bagi ibu. Oleh karena itu, dokter cenderung menganjurkan penanganan dengan obat atau operasi.
Obat yang diberikan bertujuan untuk mempercepat proses pengeluaran sisa jaringan dari rahim, yaitu dalam waktu 24 jam. Obat ini dapat diminum atau langsung dimasukkan ke dalam vagina. Selain obat untuk membantu keluarnya janin, dokter kandungan juga dapat memberikanΒ obat antibiotikΒ untuk mencegah infeksi dan obat antiperdarahan untuk mengurangi perdarahan.
Selain obat-obatan, dokter dapat melakukan tindakanΒ kuretΒ dalam menangani keguguran. Operasi kecil ini dilakukan dengan melebarkan serviks (leher rahim) dan menggunakan alat khusus untuk mengeluarkan jaringan ari-ari dan janin dari dalam rahim. Kuret perlu dilakukan secepatnya jika ibu hamil mengalami perdarahan hebat atau muncul gejala infeksi.
KeguguranΒ lengkap
Pada keguguran dengan seluruh jaringan janin sudah keluar, tidak diperlukan pengobatan lebih lanjut. Obat-obatan mungkin akan diberikan dokter untuk mengatasi keluhan lain yang dirasakan pasien.
Pemulihan Pasca Keguguran
Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan setelah keguguran adalah beberapa hari hingga seminggu. Namun, sering kali ibu hamil yang baru saja mengalami keguguran mengalami guncangan secara emosional, dan kondisi ini membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Oleh karena itu, sangat diperlukan dukungan dari pasangan dan keluarga.
Seorang wanita akan mendapatkan menstruasi kembali 1 hingga 1,5 bulan setelah keguguran, dan dapat kembali hamil dengan sehat.
Cuti Keguguran
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 82 ayat 2, seorang pekerja perempuan berhak mendapatkan cuti 1,5 bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter, bila mengalami keguguran.
Hal ini untuk memberikan waktu bagi seorang wanita untuk beristirahat hingga kondisi fisik dan emosionalnya pulih.
Pencegahan Keguguran
Karena keguguran dipengaruhi oleh berbagai faktor, sulit menentukan langkah-langkah spesifik yang perlu dilakukan untuk mencegah keguguran. Namun secara umum, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah keguguran, yaitu:
- Menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, terutama meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung serat.
- Menjaga berat badan normal.
- Tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, dan tidak menyalahgunakan NAPZA.
- Menerima vaksin sesuai anjuran dokter untuk mencegah penyakit infeksi.
- Menangani penyebab keguguran yang sudah terdeteksi, misalnya suntik obat pengencer darah bila mengalami sindrom antifosfolipid.
Komplikasi Keguguran
Keguguran berisiko menimbulkan infeksi akibat sisa jaringan tubuh janin yang masih tertinggal di dalam rahim. Kondisi ini dinamakan abortus septik. Gejala yang perlu diwaspadai dari abortus septik adalah demam, menggigil, keputihan, dan perut bagian bawah mengeras.
Selain itu, jaringan plasenta (ari-ari) yang masih tertinggal di dalam rahim juga berisiko menyebabkan perdarahan, sehingga dapat mengakibatkan anemia atau bahkan syok.