Melakukan tes kehamilan secara mandiri dengan testpack dapat dilakukan dengan mudah. Hanya saja, cara ini tidak selalu memberikan hasil yang akurat karena berbagai faktor, termasuk kapan tes dilakukan. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk menjalani tes kehamilan?
Pada dasarnya, alat tes kehamilan dirancang untuk mengetahui apakah di dalam urine kamu terkandung hormon HCG (human chorionic gonadotropin). Hormon ini meningkat ketika proses implantasi berhasil terjadi, yakni saat sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim. Jumlah hormon HCG di dalam tubuh akan terus mengalami peningkatan tiap 2-3 hari di awal kehamilan.
Mengenali Waktu yang Tepat untuk Melakukan Tes Kehamilan
Waktu terbaik untuk melakukan tes kehamilan adalah saat buang air kecil pertama di pagi hari. Pasalnya, di waktu tersebut hormon HCG di dalam urine lebih tinggi, sehingga kehamilan pun akan cepat terdeteksi oleh testpack.
Selain itu, hal-hal berikut ini juga perlu diperhatikan saat melakukan tes kehamilan, agar hasilnya lebih akurat:
Terlambat haid minimal satu minggu
Walaupun banyak produk testpack yang mengklaim dapat memberikan hasil akurat dalam mendeteksi kehamilan sejak hari pertama terlambat haid, kamu dianjurkan untuk menunggu keterlambatan haid sampai satu minggu. Waktu tunggu ini diperlukan agar kadar hormon HCG di dalam urine semakin tinggi, sehingga lebih mudah terdeteksi oleh testpack.
Namun, bila kamu sudah tidak sabar mengetahui hasilnya, cobalah minta ke dokter kandungan untuk melakukan tes darah. Tes ini bisa mendeteksi kehamilan lebih awal dibandingkan testpack. Hanya saja, dibutuhkan waktu lebih lama untuk mengetahui hasilnya.
Timbul tanda-tanda kehamilan
Selain menstruasi yang tidak kunjung datang, segera lakukan tes kehamilan bila kamu mengalami tanda-tanda kehamilan berikut:
- Kram perut
Wanita yang sedang hamil muda kerap merasakan kram perut ringan. Kondisi ini sering kali membingungkan beberapa wanita, sebab rasa kram yang muncul sangat mirip dengan gejala menjelang haid. Kram perut ini menunjukkan perkembangan rahim saat hamil.
- Flek atau bercak darah
Pendarahan ringan atau bercak di awal kehamilan juga sering disalahartikan sebagai darah haid. Meskipun mirip, bercak kehamilan memiliki ciri yang berbeda dengan bercak saat haid, yaitu warnanya lebih pucat dan jumlahnya lebih sedikit.
Bercak darah ini disebut bercak implantasi, yang umumnya terjadi selama 2-3 hari di awal kehamilan. - Payudara terasa nyeri dan tampak lebih besar
Tanda-tanda kehamilan lain yang bisa terjadi pada wanita adalah perubahan bentuk payudara. Perubahan bentuk payudara ini biasanya dipengaruhi oleh produksi hormon estrogen dan progesteron yang lebih banyak di awal kehamilan.
Hanya saja, kondisi payudara seperti ini tidak selalu dianggap sebagai pertanda kehamilan karena sebagian perempuan mengalami hal serupa ketika menjelang haid. - Perubahan fisik
Selain mengalami tiga gejala di atas, wanita yang sedang hamil muda juga akan merasakan perubahan di dalam dirinya, mulai dari merasa mual, mudah lelah, tidak nafsu makan, perubahan suasana hati (mood swing), serta sering buang air kecil.
Perlu diingat, terlambat haid tidak selalu berarti kehamilan, tapi bisa juga akibat pola makan yang buruk, stres, atau kondisi medis tertentu. Jika kamu mengalami terlambat haid, lakukanlah tes kehamilan secara mandiri dengan memerhatikan hal-hal di atas, atau memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk memastikannya.