Setiap tanggal 25 Januari kita memperingati Hari Gizi Nasional (HGN ),tema yang diangkat pada Hari Gizi Nasional 2021 adalah “Remaja Sehat, Bebas Anemia” . Acara puncak Hari Gizi Nasional 2021 di hadiri oleh Bapak Budi Gunadi Sadikin selaku Menteri Kesehatan RI. Acara yang dilaksanakan di Gedung Siwabessy Kementerian KesehatanΒ ini konsen kepada kesehatan para remaja. Pak Menteri mengatakan dalam sambutannya bahwa para remaja merupakan dongkrak perekonomian oleh karena itu kesehatan para remaja sangat pe ting untuk diperhatikan.
Hingga saat ini di Indonesia masih banyak sekali anak-anak hingga remaja yang mengalami masalah kesehatan. Dari mulai stunting, obesitas serta kehilangan gizi mikro seperti anemia. Jika tidak ditangani sedari dini tentu akan berdampak buruk di kemudian hari.
Sejak tahun 2016, Kemenkes RI telah berupaya untuk mengatasi anemia pada remaja dengan melakukan program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri usia SMP dan SMA secara gratis. Kemenkes RI juga memberikan edukasi dan promosi gizi seimbang, fortifikasi zat besi pada bahan makanan serta penerapan hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan gizi di sekolah.
Peringatan HGN 2021 yang dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan secara offline yang bertempat di Aula Gedung Siwabessy, Kemenkes RI menghadirkan talkshow dengan tema, “Mempersiapkan Remaja Sehat, Bebas Anemia Melalui Gizi Seimbang dan Suplementasi Tablet Tambah Darah”. Talkshow tersebut menghadirkan narasumber: dr. Indah Kusuma, Analisa Widianingrum,S.Psi dan Prof. Endang L. Achadi dengan pemandu talkshow, dr. Prisca Charity W.
Talkshow Hari Gizi Nasional 2021
Nasumber yangΒ pertama yaitu ada dr. Indah Kusuma, pada kesempatan hari ini dr. IndahΒ membahas tentang ” Gaya Hidup Sehat Milenial Berprestasi ” .Β Saat ini banyak sekali remaja yangΒ mengalami gangguan makan dikarenakan oleh pola diet yang salah terutama melewatkan sarapan di pagi hari. Selain itu gangguan makan juga disebabkan oleh makan makanan dengan gizi yang tidak seimbang serta banyak mengkonsumsi minuman yang megendung tinggi gula. Tak lupa dr. Indah juga memberikan 10 pedoman gizi seimbang yang harus di ketahui para remaja, yaitu:
- Kebiasaan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.
- Batasi konsumsi makanan manis, asin dan berlemak.
- Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit/hari untuk mempertahankan berat badan ideal.
- Mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi.
- Kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir.
- Kebiasaan sarapan pagi.
- Kebiasaan minum air putih minimal 8 gelas setiap harinya.
- Banyak makan buah dan sayur.
- Biasakan membaca label pada kemasan pangan.
- Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan.
Materi kedua diis oleh Prof. Endang L Achadi mengatakan bahwa sebenarnya anenia itu bisa dicegah dengan memberikan TTDΒ pada remaja putri. Anemia itu sendiri adalah keadaan dimana konsentrasi hemogoblin (Hb) yang berada didalam sel darah merah, lebih rendah dari seharusnya, yaitu: Hb < 13 g/dL pada laki-laki dewasa dan Hb < 12 g/dL pada perempuan dewasa.
Rendahnya Hb menyebabkan rendahnya oksigen yang dibawa ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otak dan otot sehingga menyebabkan turunnya produktivitas dan prestasi. Anemia pada remaja berdampak pada: penurunan konsentrasi belajar, penurunan produktivitas, penurunan kesegaran tubuh dan gampang menderita penyakit infeksi karena turunnya imunitas serta menurunnya prestasi sekolah/ rendahnya prestasi sekolah.
Gejala anemia pada remaja meliputi lelah, lemah, lesu, letih, lalai, kulit pucat atau kekuningan,detak jantung tidak teratur, nafas pendek, sakit dada, tangan dan kaki dingin, sakit kepala, pusing (berputar-putar/kunang-kunang). Di Indonesia, anemia disebabkan oleh rendahnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Rata-rata makanan penduduk Indonesia mengandung zat gizi besi lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk membentuk Hemogoblin dan inilah yang membuat orang Indonesia banyak yang mengalami anemia.
Dan cara mengatasi anemia yang sedang diupayakan oleh pemerintah melalui Kemenkes RI adalah dengan pemberian TTD dan edukasi mengenai pentingnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang melalui isi piringku dan menerapkan pola hidup sehat. Satu kali dalam seminggu remaja terutama remaja putri harus mengonsumsi TTD yang diberikan secara cuma – cuma di sekolah. Selama pandemi ini, TTD dapat diperoleh di puskesmas.
Dan pemateri terakhir di Peringatan Hari Gizi Nasional ada Ibu Analisa Widyaningrum. Di sini Ibu Analisa membahas tentang kesehatan mental dan fisik para remaja saat ini. Remaja yang sehat bukan hanya dilihat dari kesehatan fisiknya saja tetapi kesehatan mentalnya perlu juga dipantau.
Apalagi di saat pandemi seperti ini yang memberikan “beban mental” tersendiri buat para remaja. Banyak sekali kebiasaan-kebiasaan baru yang harus dilakukan di masa pandemi ini. Di sini di butuhkan sekali peran orang tua agar dapat memotivasi para remaja untuk tetap semangat di masa pandemi ini. Semoga dengan adanya kerja sama antara pemerintah, staf pengajar serta orang tua di rumah dapat membantu anak-anak remaja di Indonesia lebih sehat lagi baik secara fisik maupun mental.