Atasi Gizi Buruk dengan Tanaman Liar

Atasi Gizi Buruk dengan Tanaman Liar

Sebagai seorang ibu tentu ingin memberikan yang terbaik buat anak-anaknya. Ingin anak-anaknya menjadi orang yang sukses di masa depan kelak. Tentu hal yang pertama harus dilakukan adalah memastikan kebutuhan gizi yang diperlukan si kecil pada masa pertumbuhannya tercukupi dengan baik, sesuai dengan angka kebutuhaΒ  gizi yang sudah ditetapkan. Tidak hanya itu, persiapan juga bisa dilakukan sejak si kecil berada dalam kandungan. Yaap.. kecukupan gizi si kecil pada 1000 hari pertama sangat menentukan sekali untuk masa depannya.

Mempersiapkan diri sebelum kehamilan juga sangat diperlukan agar kita bisa mencegah terjadinya stunting sejak dini. Dengan mengkonsumsi makan makanan dengan gizi seimbang dapat membantu mencegah stunting. Oiyaa.. makanan dengan gizi seimbang itu nggak perlu harus mahal yaa, asal kebutuhan karbohidrat, lemak, protein , mineral dan vitamin terpenuhi itu sudah cukup.

Makanan Bergizi Untuk Mencegah Gizi Buruk

Tak bisa dipungkuri kalau di Indonesia ini masalah gizi buruk masih cukup tinggi. Gizi buruk ini bisa memberikan efek domino ke anak-anak. Dalam jangka panjang anak-anak bisa menderita stunting. Sebenarnya ada empat hal yang harus diperhatikan agar anak-anak kita terhindar dari stunting , yaitu dengan memberikan makan makanan sehat yang beragam dalam jumlah yang cukup, menerapkan pola hidup bersih, melakukan aktivitas fisik dan memantau berat badan ideal.

Masalah stunting dan gizi buruk bisa terjadi ketika si kecil masih dalam kandungan. Akibat dari stunting ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat memperngaruhi kecerdasan dan tumbuh kembang si kecil. Prestasi si kecil di sekolah juga dapat terhambat, perkembangan emosionalnya juga dapat terganggu, serta rentan juga terkena penyakit.

Dan setiap orang tua pasti ingin melahirkan anak yang sehat, tetapi banyak faktor yang kadang membuat kenyataan tak seindah harapan. Salah satunya adalah faktor ekonomi yang bisa menjadi penyebab para orang tua melahirkan anak – anak dengan gizi yang buruk.

Pemberdaya Gizi Dari Tanaman Liar

Hayu Dyah Patria Jombang, Jawa Timur salah satu Penerima Apresiasi Satu Indonesia Awards 2011 adalah wanita warga Sidoarjo, yang mengenalkan pemanfaatan tanaman liar itu kepada warga Galengdowo. Niat Hayu sangat sederhana, β€œUntuk melestarikan tanaman liar, sekaligus memperkuat ketahanan pangan dan memerangi kekurangan gizi dengan cara yang masuk akal,” katanya.

Hayu Dyah memanfaatkan tanaman liar untuk memperkuat dan memerangi kekurangan gizi pada masyarakat desa. Hayu juga percaya bahwa untuk mengatasi gizi buruk di masyarakat ini bisa dengan memberdayakan tanaman lokal yang ada di sekitar masyarakat. Selain gratis tidak perlu membayar, tanaman liar yang ada disekitaran masyarakat ini juga memiliki kandungan gizi yang bagus untuk pertumbuhan.

Atasi Gizi Buruk dengan Tanaman Liarsumber gambar booklet satu indonesia awards

Sebagai ahli teknologi pangan, Hayu Dyah, kelahiran Gresik, 27 Januari 1981, tertantang meningkatkan status gizi masyarakat. Dia melihat sekeliling, apa yang mudah dijangkau orang kebanyakan. Pilihan jatuh pada tanaman liar. Daun kastuba, misalnya, berlimpah kandungan mineral. Lalu, daun krokot, makanan kesukaan jengkerik, ternyata kaya berbagai macam vitamin dan, ini yang terpenting, senyawa pendongkrak kecerdasan.Β  Daun krokot sendiri banyak mengandung asam lemak omega 3 untuk perkembangan sel otak anak

Data Riset Kesehatan Dasar 2010 mengungkapkan, angka kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, yakni 17,9%. Penyebab utamanya adalah kemiskinan. Dan penemuan Hayu Dyah buqkan hanya berguna unyuk warga Desa Galengdowo saja, melainkan msyarakat seluruh Indonesia. Karena tanaman ini bisa didapat tanpa uangΒ  tinggal petik, tapi kandungan gizinya tak kalah dari tanaman budidaya. Hayu swndiri berhasil mengindentifikasi 300 species tanaman liar.

Hayu Dyah Sang Pelopor Tanaman Liar Untuk Atasi Gizi Buruk

Tak hanya sampai disitu, Hayu juga membuat sebuah Yayasan Mantasa yang diawali saat masih menjadi seorang mahasiswa Universitas Widya Mandala Surabaya 2004, yang hendak membuat penelitian tentang mangrove.

Dan sejak tahun 2009 , Hayu Dyah memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di Desa Galengdowo Jombang untuk memanfaatkan tanaman liar sebagai bahan makanan seperti seperti krokot, daun racun, tempuyung, legetan, dan sintrong. Akhirnya perjuangan Hayu Dyah pun membuahkan hasil bersama teman-teman akademisi dan penelitinya , Hayu Dyah berhasil meneliti 10 tanaman pangan liar secara lebih serius.

Tentu apa yang dilakukan Hayu Dyah memberikan manfaat yang luar biasa terhadap masyarakat desa. Semenjak itu, masyarakat desa banyak yang mengkonsumsi tanaman pangan liar sebagai makanan sehari – hari dibandingkan makanan olahan. Dan masyarakat desa pun saat ini banyak yang sudah membudidayakan tanaman pangan liar.

Atasi Gizi Buruk dengan Tanaman Liarsumber gambar canvapro papibunda

Tak hanya memberikan dampak positif bagi masyarakatnya, desa Galengdowo pun merasakan manfaatnya yaitu desa Galengdowo menjadi dikenal setelah melakukan presentasi di luar negeri mengenai apa yang telah dilakukannya untuk membantu mengatasi gizi buruk dengan mengkonsumsi tanaman pangan liar.

Akhirnya perjuangan Hayu Dyah untuk membawa masyarakat keluar dari bayang-bayang gizi buruk, Dyah mendapatkan penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2011. Dan memang Hayu Dyah sangat layak untuk mendapatkan apresiasi tersebut, karena telah banyak membantu masyarakat untuk memerangi gizi buruk yang selama ini terus mengintai.

Bersyukur banget bisa tinggal di sebuah negara yang memiliki kekayaan alam berupa aneka ragam tanaman yang bisa kita manfaatkan dengan baik. Sungguh kekayaan alam yang perlu dijaga kelestariannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like