Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya untuk tumbuh sehat setiap harinya, namun kenyataannya di sekitar kita masih banyak anak-anak yang kebutuhan gizinya belum tercukupi setiap harinya. Padahal asupan gizi sangat memegang peranan penting terhadap tumbuh kembang anak pada usia balita. Karena ketika kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi dengan baik akan berdampak pada pertumbuhan dan perkembangannya yang terhambat dan bisa berefek jangka panjang sampai usia dewasa. Salah satu dampak jika pemenuhan nutrisi tidak di penuhi dengan baik anak-anak bisa mengalami stunting.
Dan faktanya di Indonesia angka stunting cukup tinggi dan ini adalah hal yang serius yang perlu dapat perhatian dari berbagai pihak. Tentu pihak yang paling dekat adalah ayah atau ibunya sebagai orang tua. Masih banyak sekali orang tua yang masih abai tentang kebutuhan gizi anaknya. Minimnya pengetahuan dan faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab banyaknya orang tua yang tidak dapat memberikan makanan anaknya dengan gizi yang seimbang.
Padahal banyak sekali menu makanan sederhana yang dapat kita olah menjadi makanan dengan gizi seimbang yang dapat memenuhi kebutuhan gizi balita. Makanan bergizi itu nggak harus yang mahal lho, asal sudah sesuai denga nisi piringku itu sudah mencukupi kebutuhan gizi seimbang yang diperlukan oleh anak-anak. Karena bahaya dari stunting ini tidak main-main, bukan hanya sekedar bertumbuh pendek tetapi stunting itu juga mempengaruhi kecerdasan si anak yang berada dibawah rata-rata anak seusianya. Tentu hal ini akan mempengaruhi masa depannya kelak.
image capture by papibunda with canvapro
Pemerintah pusat pun cukup serius menanggapi isu stunting yang ada di Indonesia, hingga mengangkat tema βProtein Hewani Cegah Stuntingβ untuk peringatan Hari Gizi Nasional tahun ini. Pencegahan stunting ini sebenarnya bisa dicegah sejak kehamilan, dengan mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil tentu akan ikut membantu mengurangi terjadinya stunting pada anak kelak. Sejalan dengan program yang dibuat pemerintah, Yayasan Baitul Maal PLN membuat program Ketuk Pintu Gizi dengan βBerbagi Paket Gizi Untuk Balitaβ yang ada di Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Baru. Dan Kampung Gizi sebutan untuk daerah yang menerima program Ketuk Pintu Gizi.
Kampung gizi ini tersebar di 3 titik ada di Kramat Pela, Gandaria Utara dan Cipete Utara, totalnya ada 50 balita yang terdata kurang gizi. Program Ketuk Pintu Gizi YBM PLN ini berjalan selama 90 hari, selama itu YBM PLN memberikan pendampingan kepada para orang tua dalam bentuk edukasi pemberian pola makan dan pemberian menu makanan tambahan untuk pemulihan balita yang kurang gizi, gizi burung, stunting dan stunted. Setiap hari selama 3 bulan para orang tua akan diberikan makanan tambahan untuk pemenuhan asupan gizi balita yang mendapatkan program Ketuk Pintu Gizi. YBM PLN sendiri melakukan pendekatan secara door to door agar orang tua paham betul mengenai masalah gizi ini.
Selain itu dengan pendekatan door to door seperti ini, pihak YBM PLN dapat melihat langsung kondisi keluarga penerima program. Karena ternyata ada orang tua yang karena keterbatasan ekonomi sehingga tidak bisa memberikan makanan dengan gizi seimbang ke anaknya dan ada juga yang karena minimnya pengetahuan yang dimiliki. Menu catering di Berbagi Paket Gizi Untuk Balita ini dibuat khusus dan mengambil menu 15 hari , 1 bulan mengulang 2x. dan menunya idak selalu nasi diselingi dengan snack agar para balita tidak bosan.
YBM PLN juga mengadakan demo masak untuk para ibu-ibu balita agar dapat membuat menu yang simple tapi kebutuhan gizinya terpenuhi. Setiap hari YBM PLN selalu memantau perkembangan para balita yang mengikuti program Ketuk Pintu Gizi, apakah ada kenaikan berat badan atau tidak. Semua dipantau dengan baik setiap harinya. Tentunya setelah program Berbagi Paket Gizi Untuk Balita berjalan 90 hari, banyak balita yang menunjukan progress kenaikan berat badan yang signifikan. Tentu hal ini sangat mengembirakan dengan pemberian makanan dengan gizi seimbang setiap harinya dapat memberikan dampak yang sangat baik kepada balita.
Tentunya YBM PLN berharap kepada para ibu-ibu balita yang telah mengikuti program ini dapat meneruskannya kembali dan dapat menjadi pelatih untuk keluarga dan tetangganya yang lainnya. Tentunya dengan kerja sama berbagai pihak, terlebih lagi peran orang tua kita dapat menekan angka stunting agar dapat tercipta Generasi Emas 2045 di Indonesia.