Assalamualaikum wr.wb
Apa kabar teman-teman semoga dalam keadaan sehat bersama keluarga di rumah ya, aamiin. Teman, tahukah tanggal 7 April kemarin kita memeperingati hari kesehatan dunia yang bertemakan β Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Kusta β .
Oiya..kalian ada yang tahu nggak tentang kusta ? Saya pun baru tau lebih dalam mengenai kusta karena beberapa hari lalu mengikuti talkshow Rang Publik KBR yang mengangkat tema βKolaborasi Penthahelix Untuk Mengatasi Kustaβ. Di dalam talkshow hadir 2 pembicara yaitu :
- dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, Sp.KK, M.Kes, Dipl-STD HIV FINSDV, selaku Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOKSI)
- Wisnu Saputra, S.H, S.I.Kom, Ketua Bidang Organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kab.Bandung
Kusta atau lepra adalah penyakit infeksi bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi, serta saluran pernapasan. Kusta atau lepra dapat ditandai dengan rasa lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti timbulnya lesi pada kulit. Kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri yang dapat menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin. dr . Flora mengatakan bahwa kusta termasuk penyakit menular yang paling tidak menular, ko bisa ? karena kusta tidak akan menular jika kita hanya berdekatan dengan penderita. Kita tetapΒ bisa berkegiatan bersama penderita tanpa harus takut tertular.
Perlu dicatat, seseorang dapat tertular kusta jika mengalami kontak dengan penderita dalam waktu yang lama. Seseorang tidak akan tertular kusta hanya karena bersalaman, duduk bersama, atau bahkan berhubungan seksual dengan penderita. Kusta juga tidak ditularkan dari ibu ke janin yang dikandungnya.
Selain penyebab di atas, ada beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kusta, di antaranya:
- Bersentuhan dengan hewan penyebar bakteri kusta, seperti armadillo atau simpanse
- Menetap atau berkunjung ke kawasan endemik kusta
- Memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh
Gejala kusta pada awalnya tidak tampak jelas. Bahkan, pada beberapa kasus gejala kusta baru bisa terlihat setelah bakteri kusta berkembang biak dalam tubuh penderita selama 20β30 tahun. Beberapa gejala kusta yang dapat dirasakan penderitanya adalah:
- Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit
- Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit
- Muncul luka tapi tidak terasa sakit
- Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut
- Otot melemah, terutama otot kaki dan tangan
- Kehilangan alis dan bulu mata
- Mata menjadi kering dan jarang mengedip
- Mimisan, hidung tersumbat, atau kehilangan tulang hidung
Jika kusta menyerang sistem saraf, maka kehilangan sensasi rasa termasuk rasa sakit bisa terjadi. Hal ini bisa menyebabkan luka atau cedera yang terdapat di tangan atau kaki tidak dirasakan oleh penderitanya, akibatnya bisa muncul gejala hilangnya jari tangan atau jari kaki.
Β Pentingnya Kolaborasi Pentahelix untuk atasi kusta
Stigma masyarakat terhadap penderita kusta saat ini masih menganggap bahwa kusta adalah penyakit yang berbahaya dan mudah menular. Oleh karena itu penderita kusta sering mendapatkan perilaku yang tidak menyenangkan dari masyarakat, seperti dikucilkan, dijauhi bahkan ada yang sampai pemutusan hubungan kerja sepihak dari perusahaan.
Maka sangat diperlukan kolaborasi pentahelix dalam upaya mengedukasi masyarakat dan memutus mata rantai penularan kusta secara konperhensif di masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Wisnu (PWI) Kab.Bandung bahwa semua pihak dapat berkolaborasi dari mulai akademisi, pemerintah, komunitas hingga media.
Banyak hal yang dapat dilakukan dalam kolaborasi Pentahelix ini, misalnya dari lingkungan terdekat seperti RT atau RW dapat mengajak warganya yang terkena kusta untuk pergi ke fasilitas kesehatan terdekat agar segera mendapatkan pengobatan dan segera sembuh. Dan masyarakat sekitar juga harus memberikan support dengan tidak menjauhi pendeita kusta.
Dari sisi pemerintah, dengan menyediakan fasilitas kesehatan dan obat-obatan bagi penderita kusta secara gratis hingga penderita sembuh. Dan dari sisi media, dapat memberikan informasi yang akurat mengenai penyakit kusta, sehingga masyarakat tidak mudah termakan hoaks.
Semoga dengan adanya kolaborasi pentahelix ini dapat menekan angka penderita kusta di Indonesia. Semoga bermanfaat ya dan Jaga kesehatan.