Perempuan Merdeka Dari Kanker Serviks

Perempuan Merdeka Dari Kanker Serviks

Penyakit kanker merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kanker dapat menyerang berbagai jaringan di dalam organ tubuh, termasuk organ repoduksi wanita yaitu serviks atau leher rahim.

Angka kejadian dan angka kematian akibat kanker serviks di dunia menempati urutan kedua setelah kanker payudara. Sementara itu di Β negara berkembang masih menempati urutan teratas sebagai penyebab kematian akibat kanker di usia reproduktif.

Apa Itu Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan suatu keganasan yang disebabkan oleh adanyapertumbuhan sel-sel epitel serviks yang tidak terkontrol.

99,7% disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV) onkogenik yang menyerang rahim. Kanker serviks merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim (serviks), yaitu bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina.

Perempuan Merdeka Dari Kanker Servikssumber gambar dokumen pribadi

Tingginya prevalensi kanker di Indonesia perlu dicermati dengan tindakan pencegahan dan deteksi dini yang telah dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan.

Kasus kanker yang ditemukan pada stadium dini serta mendapat pengobatan yang cepat dan tepat akan memberikan kesembuhan dan harapan hidup lebih lama.

Kampanye Edukasi Tenang Untuk Menang

MSD Indonesia (nama dagang Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Bio Farma menggagas kampanye edukasi kesehatan bertajuk β€œTenang untuk Menang”.

Mengangkat tema β€œPerempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim”, peluncuran kampanye ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, mulai dari pemerintah diantaranya Pimpinan Komisi IX DPR, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama serta perwakilan komunitas.

Perempuan Merdeka Dari Kanker Servikssumber gambar dokumen pribadi

Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, pada 2023 lalu, Presiden Joko Widodo mendeklarasikan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim diΒ  Indonesia (tahun 2023-2030).

RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim

Merupakan strategi komprehensif yang dicanangkan pemerintah Indonesia untuk memperkuat sistem kesehatan nasional dengan memperluas akses masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan teknologi kesehatan yang lebih maju.

Tak hanya berfokus pada penyediaan layanan kesehatan, pemerintah juga berharap hambatan terhadap intervensi kanker leher rahim yang berakar pada tantangan sosial, pembiayaan, budaya, sosial dan struktural hilang dengan gencarnya edukasi kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

Perempuan Merdeka Dari Kanker Servikssumber gambar dokumen pribadi

Pada pelaksanaannya, RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim mengusung empat pilar penting yaitu

  1. Pemberian layanan
  2. Pendidikan, pelatihan, dan penjangkauan
  3. Pendorong utama kemajuan
  4. Tata kelola serta kebijakan.

Pilar-pilar ini memberikan prioritas khusus pada bidang, strategi, dan program agar Indonesia bisa membuat terobosan dalam eliminasi kanker leher rahim. RAN ini merupakan wujud nyata komitmen Indonesia dalam mencapai strategi global WHO dalam mengeliminasi kanker leher rahim dan APECΒ Cervical Cancer Roadmap.

Vaksin Kanker Serviks

Kemenkes menargetkan 90% anak perempuan usia 11 dan 12 tahun kelas 5 dan 6 atau setara, termasuk yang tidak bersekolah, menerima vaksin HPV lengkap secara gratis melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Saat ini, vaksin kanker serviks sudah masuk dalam program vaksinasi wajib pemerintah. Vaksinasi HPV wajib ini akan diberikan setiap bulan Agustus secara gratis untuk mereka yang termasuk dalam kelompok vaksinasi wajib, yaitu anak usia 9–14 tahun atau anak kelas 5–6 SD. Kelompok usia ini akan diberikan vaksin HPV atau vaksin kanker serviks sebanyak 2 dosis.

Perempuan Merdeka Dari Kanker Servikssumber gambar dokumen pribadi

Sementara itu, meski tidak gratis, remaja usia 15–18 tahun juga bisa mendapatkan vaksin HPV di berbagai fasilitas kesehatan. Kelompok usia ini membutuhkan 3 dosis vaksin HPV dengan jarak 1–2 bulan antara dosis pertama dan kedua, dan jarak 6 bulan antara dosis pertama dan ketiga. Dosis vaksin tersebut diyakini dapat memberi perlindungan jangka panjang dari infeksi HPV.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like