Halo moms.. apa kabar? semoga selalu sehat ya bersama keluarga :). Oiya.. moms pernah gak sih ngalamin suka lupa pada aktivitas kita yang baru kita lakukan beberapa waktu lalu?? Hhmm.. ternyata itu bukan suatu hal yang biasa loh moms. Ternyata hal seperti itu adalah gejala pikun yang harus kita waspadai.
Hal ini juga baru saya ketahui setelah mengikuti zoom meeting bersama PT Eisai Indonesia (PTEI) dan PERDOSSI dalam rangka memperingati Alzhaimer Awareness Month. FestivalΒ Digital Bulan Alzhaimer Sedunia yang merupakan bagian dari kampanye edukatif #ObatPikun. Festival dibuka secara virtual oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA Kementrian Republik Indonesia, dr. Siti Khalimah, Sp.KJ, MARS, Ketua Umum PERDOSSI, DR. dr. Dodik Tugasworo P, SpS(K), dan President Director PT Eisai Indonesia (PTEI), dr. Iskandar Linardi.
Mungkin bagi sebagian orang pikun merupakan penyakit untuk orang yang berusia lanjut, ternyata itu salah. Jika kemampuan untuk berfikir pada otak sudah menurun pada seseorang, maka sudah dipastikan akan berefek pada perilaku kita sehari-hari. Jika penyakit pikun ini tidak segera diatasi maka dapat beresiko menjadi lebih fatal bahkan beresiko Demensia Alzheimer.
Β Demensia sendiri adalah suatu sindrom gangguan penurunan fisik otak yang dapat mempengaruhi kognitif, emosi, daya ingat, perilaku dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Diperkirakan ada sekitar satu jutaΒ orang penderita Demensia Alzhaimer di Indonesia pada tahun 2013. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat drastis menjadi dua kali lipat pada tahun 2030, dan menjadi sempat kali lipat pada tahun 2050.
Mengenali Gejala Pikun
- Gangguan daya ingat atau sering lupa
- Disoriontasi bingung akan waktu (hari,tanggal) tidak tahu jalan pulang
- Sulit mengerjakan pekerjaan yang familiar, seperti sulit mengerjakan pekerjaan sehari-hari, cara mengemudi, atau mengatur keuangan
- Kesulitan memahami visuopatial, sulit mengukur jarak tidak dapat membedakan warna
- Sulit fokus
- Gangguan berkomunikasi dan kesulitan berbicara
- Salah membuat keputusan
- Menaruh barang tidak pada tempatnya
Cara Pencegahan Pikun
Ternyata pikun itu bisa di cegah loh, kita bisa melakukan hal-hal yang dapat mencegah terdjadinya pikun. Cara yang dapat mencegah pikun antara lain :
- Menjaga kesehatan jantung
- Bergerak berolahraga atau produktif
- Mengkonsumsi sayur dan buah dengan gizi seimbang
- Menstimulasi otak, fisik, metal dan spiritual
- Bersosialisasi dan beraktivitas fisik
Mengobati Pikun
Mengobati pikun dapat dengan mengatasi penyebab pikun, dengan meringankan gejalanya untuk memperlambat perkembangan penyakit pikun itu sendiri. Dengan memberikan obat-obatan, melakukan terapi stimulasi kognitif serta memberikan perawatan paliatif. Tentu mencegah lebih baik daripada mengobati, pikun dapat kita cegah dengan sedini mungkin.
Dengan kemajuan teknologi saat ini, salah satu cara mudah dalam rangka pencegahan penyakit pikun yaitu dengan mendowloand aplikasi E-MS yang ada di playstore. Aplikasi E-MS ( E-Memory Screening) adalah aplikasi dan website inovasi karya anak bangsa untuk menanggulangi demensia.
Aplikasi E-MS resmi diluncurkan pada tanggal 20 September 2020 dan dapat diunduh dengan mudah oleh dokter dan masyarakat awam di playstore dan appstore. Aplikasi E-MS ini akan menilai kondisi memori seseorang dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait Alzhaimer yang mungkin dialami oleh pengguna aplikasi.
Hadirnya aplikasi E-MS ini bertujuan agar ,asyarakat indonesia mendapatkan edukasi tentang Demensia. Di aplikasi E-MS ini masyarakat akan mendapatkan edukasi terpercaya dari para ahli, deteksi diniΒ berbasis aplikasi gadget dan direktori rujukan terpercaya. Selain deteksi dini aplikasi ini juga menyediakan berbagai informasi terpercaya dan akurat dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam. Aplikasi ini juga menyediakan tips dan trik terkait dalam merawat Orang Dengan Demensia (ODD) secara efektif dan efisien
Gangguan memori dan kognitif perlu di deteksi dini, ada metode dan obatnya serta dapat ditangani para ahli. Semakin dini ditangani, semakin berpeluang memcegah kepikunan (demensia).