Masalah gizi masih menjadi masalah yang cukup serius di Indonesia, mengingat prevelensi stunting anak Indonesia di angka 24,4 % di tahun 2021. Belum lagi masalah obesitas dan gizi buruk, tentu ini menjadi pekerjaan rumah bersama yang harus diselesaikan. Bukan hanya pemerintah saja yang memiliki peran penting untuk mengatasi masalah gizi ini. Kita pun sebagai masyarakat dapat berkontribusi untuk memberikan edukasi tentang sadar gizi mulai dari orang-orang yang ada di sekitar kita.
Seperti Yayasan Abipraya Insan Cendekia Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan YAICI, sebuah Lembaga non profit yang bergerak di bidang Pendidikan, kesehatan dan lingkungan. YAICI sangat serius dalam menyikapi masih minimnya kesadaran gizi yang ada di masyarakat saat ini. Salah satunya masih banyak masyarakat yang masih memberikan kental manis kepada balitanya. Yaap.. miris memang di tengah teknologi yang berkembang semakin pesat, masih ada Sebagian orang yang masih menganggap kental manis sebagai βsusuβ yang di berikan kepada anaknya sebagai pengganti ASI.
Banyak sekali fakta yang belum diketahui masyarakat sehingga mereka masih memberikan kental manis sebagai pengganti susu. Kental manis mengandung 40-50% gula, dan gula yang berlebih dalam jangka panjang dapat menyebabkan kompilkasi. Yang paling banyak dialami anak-anak yaitu gigi berlubang atau yang lebih parah lagi bisa mengalami diabetes, serangan jantung dan stroke.
Tingkatkan Literasi Sadar Gizi Lewat Dongeng
Beberapa waktu lalu saya berkesempatan hadir di acara KOPDAR YAICI x Kampung Dongeng Indonesiamengadakan talkshow dengan tema β Kami Sadar Gizi, Siap Bersaing di Era Globalisasi β.Β Dalam talkshow tersebutΒ hadir para pembicara yang expert di bidangnya yaitu :
- Bapak Arif Hidayat, Katua Umum YAICI
- Bapak maman Suherman, Penggiat Literasi
- Meita Rakhmawati, Dokter Umum
- Kak Awam Prakoso, Ketua Kampung Dongeng Indonesia
Sudah menjadi rahasia umum kalau kesadran literasi di Indonesia masih sangat rendah, di mana masih sedikit sekali orang yang suka membaca label kemasan yang ada di produk makanan atau minuman yang di jual di pasaran. Apa saja kandungan gizi yang ada dalam produk tersebut, apa saja manfaatnya dan lain sebagainya. Padahal dengan literasi yang tinggi kita dapat mendapatkan banyak informasi, selain itu dengan kesadaran literasi yang tinggi kita akan tau apakah informasi yang kita baca atau kita dengar itu benar atau tidak, apakah itu hoax atau bukan .
Dr.Meita menyampaikan bahwa sadar gizi harus dipipik sedini mungkin, jika dulu edukasi tentang gizi diberikan kepada para Wanita yang sudah memiliki anak saja, tetapi sekarang para remaja putri sudah mulai di edukasi tentang kesadaran gizi, Mengingat nantinya para remaja putri ini kelak akan melahirkan generasi β generasi penerus bangsa. Dengan didukung kebutuhan gizi yang cukup dan seimbang tentuya juga akan membantu kesehatan mereka di masa yang akan datang.
YAICI hadir dengan berbagai program kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat luas agar kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik meningkat, terutama mengenai kental manis yang masih simpang siur di kalangan masyarakat. YAICIΒ tentu akan terus mengedukasi mensosialisasikan bawasannya kental manis bukanlah susu. Dan dengan menggandeng Kampung Dongeng Indonesia dapat meningkatkan literasi masyarakat lewat pendekatan dongeng agar mudah diterima dikalangan masayrakat dari anak-anak hingga orang dewasa. Tentunya Pak Arif Hidayat sangat berharap lewat dongeng menjadi pendekatan yang efektif untuk meningkatkan literasi kesehatan dan literasi gizi masyarakat.
Acara kopdar di tutup dengan penampilan kakak-kakak dari Kampung Dongeng Indenesia yang mendongeng dengan tema mensosialisasikan mengenai kental manis bukanlah susu. Semoga lewat mendongeng kesadaran masyarakat akan gizi akan terus meningkat di kemudian hari.
PapiBunda
π Mom Blogger π Member of @sidina.community π Member of @wajahbundaid π Owner @nyemilinfood π Founder @storypapibunda